Skip to main content

Third RAAF F-35 Makes First Flight

05 Desember 2017 A35-003 takes off from Fort Worth. (photo : AustralianAviationCarl Richards) The Royal Australian Air Force’s third F-35A Lightning II, A35-003, has completed its first flight. Photographer Carl Richards captured these images of A35-003 taking off on its first flight, from Naval Air Station Joint Reserve Base Fort Worth, on December 1. The aircraft is due to be delivered to Luke Air Force Base, Arizona in early 2018 to be used for pilot and maintainer training, before being permanently relocated to Australia in 2020. A35-003, known to its manufacturer Lockheed Martin as AU-3, had its RAAF markings, including its 3 Squadron tail flashes, applied in early November, the final phase of the aircraft’s production process. 3 Squadron is due to become the first RAAF F-35 operational unit. ( AustralianAviation )

Kemampuan Berbahasa Asing Memudahkan Mencari Bahan Tulisan

Kemampuan Berbahasa Asing Memudahkan Mencari Bahan Tulisan

Bersyukur. Itu saja yang bisa dikatakan. Meskipun bukan termasuk murid yang pandai dan ranking pada saat sekolah berada pada kategori "cukup" saja, saya cukup terampil menggunakan satu bahasa asing, bahasa Inggris.

Padahal, kemampuan berbahasa asing asal negerinya Ratu Elizabeth ini, kebanyakan tidak didapat melalui kursus tersendiri. Skill itu didapat dari kebiasaan membaca buku-buku milik almarhum bapak yang hobi membeli buku novel berbahasa Inggris.

Hobi yang kemudian saya warisi.

Ternyata, kebiasaan membaca novel-novel tersebut melatih dan meningkatkan kemampuan berbahasa asing saya secara bertahap.

Ditambah pada saat kuliah, jurusan yang saya ambil adalah jurusan bahasa asing, yaitu bahasa Jepang. Saat kuliah, selain mata pelajaran bahasa Jepang, di jurusan itu juga diajarkan berbahasa Inggris dengan lumayan detail.

Semakin diperkaya ketika saat mulai bekerja di sebuah perusahaan tekstil, pekerjaannya adalah menangano bagian marketing untuk ekspor. Interaksi dengan berbagai pembeli dari luar negeri memaksa saya harus terus memperbaiki kemampuan berbahasa asing yang dimiliki.

Tidak menyangka ketika menjadi seorang blogger, kemampuan itu menjadi sangat berguna.

Bukan untuk membuat tulisan dalam bahasa Inggris, meskipun bisa dikata lumayan "mahir", dan hasil tulisan bisa lebih baik dari apa yang dihasilkan Google Translate, saya masih merasa kurang nyaman. Itulah mengapa beberapa blog berbahasa Inggris yang saya miliki masih belum dikembangkan secara maksimal.

Padahal saya tahu bahwa peluang mendulang uang akan lebih banyak kalau menulis dalam bahasa Inggris. Sayangnya, saya orang yang lebih mementingkan kenyamanan dan kebebasan daripada sekedar uang. Jadilah fokus utama ngeblog masih pada menulis dalam bahasa ibu, bahasa Indonesia saja.


Tetapi, tidak berarti kemampuan bahasa Inggris itu tersia-sia dan tidak terpakai. Justru, kemampuan itu sangat berguna dan secara tidak sadar terus terasah.

Salah satu kewajiban blogger adalah terus berusaha mencari bahan tulisan. Sedangkan, terus terang berbagai tulisan di blog atau website berbahasa Indonesia masih tidak memuaskan saya. Kerap tulisannya asal-asalan dan tidak masuk akal. Tidak jarang pula tidak logis.

Bukan merendahkan, tetapi blak-blakan saja, walau gembar-gembor blog harus menulis artikel berkualitas tidak henti didengungkan para blogger senior, kenyataannya, lain di mulut lain di tindakan. Kebanyakan blogger Indonesia, bagi saya cenderung suka meniru saja. Sama sekali tidak memuaskan.

(Tentunya ada juga yang keren dan isinya bagus dan memuaskan lo, cuma kebanyakan tidak begitu)

Hasilnya, mau tidak mau saya harus berkelana di rimba internet dunia. Dibekali mesin pencari Google dan keinginan untuk mencari sesuatu yang "lebih baik", saya kerap masuk website satu dan website lain.


Dan ternyata kemampuan berbahasa Inggris yang saya miliki, teramat sangat bermanfaat. Banyak sekali pengetahuan yang bisa digali dari berbagai situs terkenal atau bahkan tidak terkenal di dunia maya.

Banyak sekali pengetahuan yang bisa diserap dari sana. Jauh lebih banyak dibandingkan kalau saya hanya mengandalkan bahasa Indonesia saja. Tetap ada juga pengetahuan yang didapat dari tulisan-tulisan dalam bahasa Indonesia, tetapi ternyata lebih banyak lagi yang berhasil didapat dengan mengandalkan kemampuan berbahasa asing tadi.

Bukan hanya informasi, trend, perkembangan terbaru, dan masih banyak hal lagi.

Hal itu ternyata sangat membantu sekali dalam mengembangkan blog-blog yang saya miliki. Yang paling utama adalah saya tidak pernah merasa kehabisan ide dan bahan tulisan. Hasil berjalan-jalan dari satu website ke website lain, meloncat dari satu blog ke blog lain, menghasilkan tumpukan ide dan pengetahuan di otak saya.

Ujungnya kemudian saya pakai sebagai bahan untuk menulis di blog yang saya kelola.

Banyak artikel yang saya buat merupakan penulisan ulang dari artikel blog luar negeri. Tidak jarang juga merupakan hasil pemikiran terhadap sesuatu yang disampaikan oleh penulis asing.

Dan, untuk itu saya harus merasa bersyukur dan berterima kasih kepada ayahanda untuk kebiasaannya berburu buku bekas bahasa Inggris. Hal itu secara tidak langsung melatih dan mendorong saya menguasai bahasa asing.

Karena itulah saya mendorong blogger Indonesia untuk tidak berhenti belajar bahasa asing. Hal itu lebih baik dari hanya sekedar menggunakan Google Translate. Ada banyak hal yang tidak bisa dilakukan alat penterjemah milik Google itu. Yang pasti, Google Translate tidak akan melahirkan skill dan kemampuan berbahasa asing.

Lebih baik lama sedikit tetapi terbayar dengan bisa berbahasa asing. Hal itu akan membuka "pintu" ke gudang ilmu pengetahuan yang lebh luas lagi. Sesuatu yang di kemudian hari akan memberikan manfaat kepada siapapun.

Comments

Popular posts from this blog

Third RAAF F-35 Makes First Flight

05 Desember 2017 A35-003 takes off from Fort Worth. (photo : AustralianAviationCarl Richards) The Royal Australian Air Force’s third F-35A Lightning II, A35-003, has completed its first flight. Photographer Carl Richards captured these images of A35-003 taking off on its first flight, from Naval Air Station Joint Reserve Base Fort Worth, on December 1. The aircraft is due to be delivered to Luke Air Force Base, Arizona in early 2018 to be used for pilot and maintainer training, before being permanently relocated to Australia in 2020. A35-003, known to its manufacturer Lockheed Martin as AU-3, had its RAAF markings, including its 3 Squadron tail flashes, applied in early November, the final phase of the aircraft’s production process. 3 Squadron is due to become the first RAAF F-35 operational unit. ( AustralianAviation )

Belajar Ulang Dari Indri Lidiawati : Hari Ini Saya Baca Ulang Lebih Dari 100 Artikelnya

Tidak terasa, Hingga waktu istirahat kantor lewat, mata saya masih terpaku pada layar monitor dan jari masih menekan tuts ke tombol "older posts" di blog Juragan Cipir. Sudah lebih dari 100 halaman atau artikel yang dibaca selama itu. Untungnya artikel-artikelnya pendek-pendek, jadi saya bisa membaca banyak selama waktu istirahat yang tidak panjang itu. Memang heran karena blog Juragan Cipir, kepunyaan Mbak Indri Lidiawati sendiri sudah lama sekali tidak diupdate. Rasanya sudah hampir 6 bulan sejak artikel terakhir diterbitkan di blog tersebut. Setelah itu tidak ada lagi tulisan baru yang masuk, baik dari si empunya atau para rekan sesama blogger. Situasinya sudah agak mirip kuburan karena perlahan tapi pasti forumnya pun ikut terimbas dan tidak ada lagi percakapan tentang apapun. Padahal dulu banyak sekali tanya jawab tentang Adsense atau blog. Meskipun demikian, tetap saja saya rutin, setidaknya secara berkala datang berkunjung kesini. Saya paham bahwa tidak akan ada apapun...

Hanwha Debuts KTSSM Missile, Known as Artillery Killer

28 Oktober 2017 Korea Tactical Surface to Surface Missile (KTSSM) at the ADEX 2017. (photos : Defence Blog) South Korea’s Hanwha Systems displayed its new tactical surface-to-surface missile, called KTSSM and known as artillery killer. The Korea Tactical Surface-to-Surface Missile (KTSSM) is a new type of ballistic guided weapon system. The missile has a range of over 120 kilometres. The tactical ground-guided weapon, which was first publicly released this time, has four missiles in one fixed launch pad. Four missiles are launched in succession. It is regarded as a powerful weapon system capable of neutralizing the enemy ‘s gunfire in the shortest time in the emergency. The KTSSM can penetrate underground targets with its powerful warhead. The new missiles can provide South Korea’s military with the capacity to destroy hardened artillery sites equipped with hundreds of long-range guns. ( Defence Blog )