05 Desember 2017 A35-003 takes off from Fort Worth. (photo : AustralianAviationCarl Richards) The Royal Australian Air Force’s third F-35A Lightning II, A35-003, has completed its first flight. Photographer Carl Richards captured these images of A35-003 taking off on its first flight, from Naval Air Station Joint Reserve Base Fort Worth, on December 1. The aircraft is due to be delivered to Luke Air Force Base, Arizona in early 2018 to be used for pilot and maintainer training, before being permanently relocated to Australia in 2020. A35-003, known to its manufacturer Lockheed Martin as AU-3, had its RAAF markings, including its 3 Squadron tail flashes, applied in early November, the final phase of the aircraft’s production process. 3 Squadron is due to become the first RAAF F-35 operational unit. ( AustralianAviation )
25 Oktober 2017
Meriam 155 mm GS M109A4 TNI AD (photos : Military Buzz, Pussenarmed)
Cipatat - Danpussenarmed Brigjen TNI Dwi jati Utomo,S.I.P.,M.Tr(Han), bersama rombongan tim dari Pussenarmed berkunjung ke Pusdikif Pussenif Cipatat dalam rangka uji fungsi Meriam 155 mm GS M109A4-BE. Kedatangan rombongan di sambut Kasubditbinjat dan Optic Ditpalad Kolonel Cpl Amo Ponco, Senin (23/10).
Meriam 155 mm GS M109A4-BE Howitzer merupakan upgrade dari meriam M109A2 buatan Amerika Serikat yang dibeli pada tahun 1984-1985. Peremajaan dilakukan oleh Belgia pada tahun 2007-2008. Secara teknis kemampuannya telah diperbaharui dengan teknologi terbaru dan mempunyai daya tempur sangat dahsyat dan mobile yang tinggi.
Meriam 155 mm GS M109A4 TNI AD (photos : Military Buzz, Pussenarmed)
Cipatat - Danpussenarmed Brigjen TNI Dwi jati Utomo,S.I.P.,M.Tr(Han), bersama rombongan tim dari Pussenarmed berkunjung ke Pusdikif Pussenif Cipatat dalam rangka uji fungsi Meriam 155 mm GS M109A4-BE. Kedatangan rombongan di sambut Kasubditbinjat dan Optic Ditpalad Kolonel Cpl Amo Ponco, Senin (23/10).
Brigjen TNI Dwi Jati Utomo menyampaikan, Artileri Medan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai kekuatan yang menjalankan fungsi serangan Artileri dan Bantuan Tembakan terhadap sasaran di darat maupun permukaan secara tepat dan kontinyu.
Kemudian, Danpusssenarmed mengungkapkan Pussenarmed telah memesan 18 unit meriam 155 mm GS M109A4-BE yang akan digunakan oleh Batalyon Armed 4/GS dan Batalyon Armed 7/GS sebagai pengganti Meriam GS 105 mm Howitzer.
Meriam 155 mm GS M109A4-BE Howitzer merupakan upgrade dari meriam M109A2 buatan Amerika Serikat yang dibeli pada tahun 1984-1985. Peremajaan dilakukan oleh Belgia pada tahun 2007-2008. Secara teknis kemampuannya telah diperbaharui dengan teknologi terbaru dan mempunyai daya tempur sangat dahsyat dan mobile yang tinggi.
Senjata andalan Korps Baret Coklat yang terakhir ini sekarang berada di Ditpalad untuk dilakukan pemeliharaan secara efektif dan efisien, sehingga seluruh materiil peralatan tersebut selalu dalam kondisi siap pakai guna menunjang kesiapan satuan jajaran TNI Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas pokoknya.
Meriam jenis ini sebetulnya sudah lama dikenal dunia Alutsista. Sebab, nama M109 sudah beroperasi dan berpengalaman di sejumlah perang seperti Perang Vietnam, Perang Teluk, Perang Irak, dan lain-lain.
Terbaru, Arab Saudi juga menggunakan meriam M109 untuk menggempur kelompok Houthi Yaman yang sampai saat ini perang masih terus berkecambuk dan telah menewaskan sekitar 10 ribu nyawa dan jutaan lainnya mengungsi.
Terlepas dari itu, materi yang dilaksanakan dalam uji fungsi Meriam 155 mm GS M109A4-BE tersebut adalah Yonarmed roket melaksanakan bantuan tembakan dalam operasi serangan dan Yonarmed roket melaksanakan operasi serangan Artileri (Artileri Strike).
Danpusssenarmed menjelaskan, serangan Artileri (Artilleri Strike) yang merupakan suatu bentuk operasi tersendiri yang sangat menentukan dalam pertempuran, di mana terjadi pengerahan kekuatan Armed roket untuk menghancurkan musuh/instalasi (sasaran strategis) dari jarak yang sangat jauh dengan tembakan penghancuran, ketika pasukan sendiri masih berada dalam jarak yang aman atau belum terlibat dalam operasi secara keseluruhan yang dapat menimbulkan keuntungan bagi pasukan sendiri dan operasi selanjutnya.
“Mengingat persenjataan Armed saat ini semakin canggih dan modern, maka perlu diadakan revisi pembinaan fungsi Armed ke depan,” katanya.
Comments
Post a Comment